Minggu, 13 Januari 2019

Penganggaran dan Kinerja Manajerial

                                                       Pendahuluan

Penelitian mengenai partisipasi penganggaran dan pengaruhnya terhadap kinerja manajerial merupakan salah satu bidang penelitian yang mengalami perdebatan dalam literatur Akuntansi perilaku ( Riyadi, 1998 dalam Poerwati, 2002) sehingga hal tersebut menarik untuk diteliti lebih lanjut. Tetapi banyak penelitian yang menemukan hasil yang bertentangan mengenai hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial. Penelitian menurut Frizilia Wihasfina Hafiz (2007), hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Bass dan Leavitt (1963), Schuler dan Kim (1976), Brownell danMcInnes (1986), indriantoro (1993), Sinambela (2003), dan Prasetyaningtiyas (2006) menemukan bahwa adanya hubungan positif dan signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial. Hasil penelitian yang berbeda dihasilkan oleh Milani (1975) dan Riyanto (1996) yang menunjukan bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan diantara keduanya. Bahkan penelitian dari Bryan dan Locke (1967) dan Chenhall dan Brownell (1988) memperoleh hasil bahwa hubungan kedua variabel tersebut bertolak belakang atau negatif. Untuk itu peneliti tertarik untuk membuktikan pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial.

Sebuah organisasi memerlukan anggaran untuk menerjemahkan seluruh strategi menjadi rencana dan tujuan jangka pendek dan jangka panjang (Hansen dan Mowen, 2004). Oleh karena pentingnya anggaran sebagai perencanaan dan pengendalian dalam suatu perusahaan, maka proses penyusunan anggaran merupakan masalah esensi bagi keberhasilan anggaran perusahaan. Penelitian mengenai proses penyusunan anggaran merupakan topik yang penting karena anggaran adalah salah satu komponen yang menjadi alat utama dalam pengendalian yang dilakukan oleh setiap perusahaan (cherrington & Cherrington, 1973). Menurut anthony dan Govindarajan (2005:86), terdapat tiga pendekatan yang digunakan dalam penyusunan anggaran, yaitu top-down (pendekatan dari atas ke bawah), bottom-up (pedekatan dari bawah ke atas), dan pendekatan lain yang merupakan gabungan dari kedua pePandekatan tersebut yaitu pendekatan partisipasi.

Rotter (1975) menyatakan bahwa internal dan eksternal locus of control mewakili dua ujung kontinum dan bukan secara terpisah. Internal cenderung menyatakan bahwa sebuah peristiwa berada pada kontrol mereka sendiri, sementara eksternal lebih cenderung menitikberatkan pada faktor luar yang mempengaruhi suatu kejadian yang menimpa mereka. Kondisi ini memberikan arti bahwa dalam partisipasi penyusunan anggaran tidak terlepas dari peran individu dalam mewujudkan apakah keberhasilan yang dicapai atau kegagalan yang akan terjadi. Dalam hal ini kembali lagi ke personality seseorang apakah mereka lebih dominan internal locus of control ataukah eksternal locus of control yang pada akhirnya berpengaruh kepada perilaku individu yang akan dihubungkan dengan kinerja manajerial.

Proses penyusunan anggaran adalah suatu tugas yang bersifat teknis namun disusun oleh manusia yang harus hidup dengan anggaran tersebut. Jadi faktor personalitas dari penganggaran mengacu pada perilaku manusia yang muncul dalam proses penyusunan anggaran. Dan perilaku manusia yang didorong ketika manusia mencoba untuk hidup dengan anggaran. Dalam suatu pertisipasi penyusunan anggaran yang melibatkan atasan dan juga bawahan, kebutuhan akan informasi manajerial dipengaruhi oleh faktor personalitas yaitu ditunjukan dengan locus of control. Greenhalgh dan Rosenblatt (1984) mendefinisikan locus of control sebagai keyakinan masing-masing individu karyawan tentang kemampuannya untuk bisa mempengaruhi semua kejadian yang berkaitan dengan dirinya dan pekerjaannya. Locus of control mempunyai 2 elemen utama yaitu internal locus of control dan eksternal locus of control. Seseorang yang dikatakan memiliki keyakinan bahwa nasib dalam kehidupannya berada dibawah kontrol dirinya maka seseorang tersebut memiliki internal locus of control. Sedangkan seseorang yang memiliki keyakinan bahwa lingkungan ataupun kegiatan-kegiatan yang ada diluar dapat mengontrol nasib yang terjadi dalam kehidupannya dan tidak ada campur tangan dalam dirinya maka sesorang tersebut memiliki eksternal locus of control.


Daftar Pustaka
Adrianto, Yogi, (2008), Analisis pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial dengan kepuasan kerja, job relevant information dan motivasi kerja sebagai variabel moderating, Universitas Diponegoro Semarang

Fisher, J.G. (1995). Contingency-based research on management control systems : categorization by level of complexity. Journal of accounting literature, 14, pp. 24-53.


Siegel, G. dan H.K. Marconi (1989), Behavioral Accounting, South-Western Publishing Co. Cincinnati.