Melamin atau C3H6N6
Melamin adalah basa
organik dengan rumus kimia C3H6N6. Zat ini
merupakan trimer dari cyanida. Bersama dengan formaldehyde melamin digunakan
untuk memproduksi resin melamin, plastik yang sangat tahan panas, dan busa
melamin, produk polimer pembersih. Melamin merupakan metabolit dari cyromazine,
salah satu senyawa pestisida.Melamin mempunyai kandungan nitrogennya sampai 66 persen.
Melamin merupakan salah
satu zat berbahaya yang bisa menyebabkan kerusakan organ tubuh seperti gangguan
fungsi ginjal, hati, bahkan kanker. Karena di dalamnya terkandung senyawa
formaldehid yang bisa berpolimerasi akibat panas. Jika zat ini masuk ke dalam
tubuh manusia uraian dari formaldehid ini menimbulkan efek toksin atau racun.
Akibat senyawa yang bersifat racun tersebut secara otomatis menjadikan fungsi
ginjal semakin berat bekerja.
Melamin biasanya
ditambahkan ke dalam susu untuk membuat kadar protein dalam susu menjadi
tinggi. Pencampuran melamin
pada susu berawal dari tindakan pengoplosan susu dengan air. Akibat pengenceran
ini, kandungan protein susu turun. Karena pabrik berbahan baku susu biasanya
mengecek kandungan protein melalui penentuan kandungan nitrogen, penambahan
melamin dimaksudkan untuk mengelabui pengecekan agar susu encer tadi
dikategorikan normal kandungan proteinnya.
Melamin tidak dapat dimetabolisme oleh tubuh. Maka jika makanan yang mengandung melamin ini dikonsumsi dalam jangka waktu lama, ada kemungkinan bisa mengganggu fungsi ginjal. Kalau susu yang mengandung melamin ini dikonsumsi balita dalam jangka waktu lama, bisa mempengaruhi fungsi organ-organ dalam tubuh.
Melamin tidak dapat dimetabolisme oleh tubuh. Maka jika makanan yang mengandung melamin ini dikonsumsi dalam jangka waktu lama, ada kemungkinan bisa mengganggu fungsi ginjal. Kalau susu yang mengandung melamin ini dikonsumsi balita dalam jangka waktu lama, bisa mempengaruhi fungsi organ-organ dalam tubuh.
Analisis protein dalam makanan dengan metode
penentuan nitrogen dalam kasus susu yang mengandung melamin ini ternyata dapat
dikelabui dengan bahan lain yang kandungan nitrogennya tinggi. Padahal,
terdapat cara-cara lain untuk analisis protein selain dengan penentuan
kandungan nitrogen, yang dalam kasus seperti ini perlu dilakukan.
Selain itu juga penambahan melamin di atas kertas
memang betul-betul dapat menaikkan kandungan protein. Analisa protein biasanya dilakukan dengan metode kjeldahl, mengukur jumlah nitrogen yang kemudian dikonversi menjadi jumlah protein dengan suatu tetapan standar. Saat dilakukan uji analisa kandungan protein, hasil menunjukkan kandungan nitrogen yang besar. Padahal sebenarnya angka tesebut diperoleh bukan hanya dari protein, namun juga melamin. Karena melamin ini memiliki gugus nitrogen, maka jumlah nitrogen yang terukur akan semakin bertambah dan otomatis akan membuat kandungan protein seolah-olah tinggi.
Kandungan protein yang tinggi memang biasa dijadikan parameter untuk menentukan kualitas susu. Sehingga bila di atas kertas suatu produk susu mempunyai jumlah protein yang besar, dapat dikatakan ia mempunyai
kualitas yang baik. Maka produsen pun berusaha agar produknya memiliki kandungan protein yang tinggi.
Melamin biasa dilakukan pada hewan ruminant (sapi,
kerbau, dan lainnya) untuk meningkatkan asupan nitrogen. Berbeda dengan hewan lainnya, hewan ruminant seperti sapi memperoleh asupan nitrogen dari
proses fermentasi makanan bukan protein (makanan utama sapi adalah rumput-rumputan) oleh bakteri yang terdapat dalam sistem pencernaan.
proses fermentasi makanan bukan protein (makanan utama sapi adalah rumput-rumputan) oleh bakteri yang terdapat dalam sistem pencernaan.
Melamin digunakan untuk mendapat keuntungan lebih,
hal ini dilakukan pada susu. Melamin ditambahkan sebagai aditive sumber NPN. Padahal jelas-jelas manusia berbeda dengan sapi dan ruminant lainnya. Sistem
pencernaan manusia tidak memiliki bakteri yang dapat melakukan fermentasi seperti pada sapi.
pencernaan manusia tidak memiliki bakteri yang dapat melakukan fermentasi seperti pada sapi.
Melamin dapat membuat iritasi bila terhisap dan
bila kontak dengan mata atau kulit. Melamin juga dapat mengakibatkan kerusakan pada reproduksi, kandung kemih, dan batu ginjal. Juga dapat menyebabkan kanker.
Melamin ini tidak bisa langsung dilihat (kasat mata) baik dari rasa maupun bau
sehingga untuk mengetahui apakah susu itu mengandung melamin atau tidak
diperlukan tes pada laboratorium.
Daftar Pustaka
http://iklantiming.com/index.php?option=com_content&task=view&id=1248&Itemid=1 http://www.kr.co.id/web/detail.php?sid=179246&actmenu=45
Tidak ada komentar:
Posting Komentar